Mari berlibur ke Stonehenge Jogja yang eksotis?. Simak informasi lengkapnya.
Stonehenge Cangkringan adalah sebuah situs budaya unik dan mempesona yang terletak di desa Cangkringan. Tempat ini menawarkan keindahan yang memukau dengan pemandangan bebatuan besar yang menyerupai struktur seperti Stonehenge di Inggris. Wisatawan dapat menikmati indahnya pemandangan sunrise atau sunset dengan latar belakang bebatuan yang eksotis.
Struktur luar biasa ini adalah replika Stonehenge yang terkenal di dunia, yang diyakini dibangun antara 3000 dan 2000 SM. Sedangkan Stonehenge Jogja dibangun pada 2015 oleh seniman lokal bernama Djoko Pekik. Situs ini telah menjadi daya tarik wisata yang populer, menarik pengunjung dari seluruh dunia yang tertarik dengan aura misterius dan mistisnya. Artikel ini akan mengeksplorasi sejarah, makna budaya, dan aspek pariwisata Stonehenge Yogyakarta Cangkringan, serta alasan di balik pembangunannya.
Sejarah dan Konstruksi
Stonehenge asli di Inggris adalah monumen prasejarah yang terdiri dari lingkaran batu berdiri, masing-masing beratnya sekitar 25 ton dan tingginya sekitar 13 kaki. Tujuan dari struktur kuno ini tetap menjadi misteri, dengan teori mulai dari situs pemakaman hingga observatorium langit. Stonehenge Jogja, sebaliknya, dibangun dengan tujuan yang lebih spesifik.
Djoko Pekik, pencipta Stonehenge Jogja, adalah seniman terkenal Indonesia yang terkenal dengan lukisan-lukisannya yang satir dan kritis. Ia memutuskan membangun replika sebagai bentuk protes terhadap maraknya korupsi dan kesenjangan sosial di Indonesia. Pekik ingin membuat simbol yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya persatuan dan kerja sama dalam mengatasi persoalan tersebut. Pembangunan Stonehenge Yogyakarta ini selesai hanya dalam waktu tiga bulan saja, menggunakan material lokal seperti batu andesit dan semen.
Signifikansi Budaya
Meskipun Stonehenge Yogyakarta ini mungkin tidak memiliki makna sejarah yang sama dengan bahasa Inggrisnya, Stonehenge Jogja telah menjadi simbol budaya yang penting di Indonesia. Struktur tersebut berfungsi sebagai pengingat warisan budaya negara yang kaya dan kebutuhan untuk melestarikannya untuk generasi mendatang. Selain itu, situs ini telah menjadi tempat populer untuk berbagai acara dan pertunjukan budaya, seperti pertunjukan tari dan musik tradisional Jawa.
Replika itu juga memiliki makna spiritual bagi banyak penduduk setempat. Beberapa percaya bahwa situs tersebut memiliki kekuatan mistis, mirip dengan yang dikaitkan dengan Stonehenge asli. Pengunjung sering datang ke Stonehenge di Jogja untuk bersemedi, berdoa, atau melakukan ritual dengan harapan mendapatkan pencerahan spiritual atau mendapat berkah.
Pariwisata dan Aksesibilitas
Stonehenge di Jogja dengan cepat menjadi objek wisata yang populer, menarik pengunjung dari seluruh dunia. Situs ini menawarkan kesempatan unik bagi wisatawan untuk merasakan mistik Stonehenge tanpa harus pergi ke Inggris. Replika juga lebih mudah diakses daripada aslinya, karena pengunjung diperbolehkan berjalan di antara bebatuan dan menyentuhnya, sesuatu yang tidak diizinkan di Stonehenge yang asli.
Situs ini mudah diakses dengan mobil atau sepeda motor, dan tersedia tempat parkir yang luas untuk pengunjung. Ada juga beberapa kedai makanan dan toko souvenir di dekatnya, menjadikannya tujuan yang nyaman untuk perjalanan sehari. Selain Stonehenge di Jogja, kawasan sekitar juga menawarkan beberapa objek wisata lain seperti Gunung Merapi, Museum Ullen Sentalu, dan Bunker Kaliadem.
Alasan di Balik Konstruksi
Seperti disebutkan sebelumnya, bangunan Stonehenge dibangun sebagai bentuk protes terhadap korupsi dan ketimpangan sosial di Indonesia. Pekik ingin membuat simbol yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya persatuan dan kerja sama dalam mengatasi persoalan tersebut. Dengan mereplikasi struktur ikonik seperti Stonehenge, Pekik berharap dapat menarik perhatian pada pesannya dan menginspirasi perubahan di negaranya.
Lebih jauh lagi, pembangunan Stonehenge di Jogja dapat dilihat sebagai tindakan pelestarian budaya. Dengan membangun replika monumen kuno, Pekik bertujuan mengingatkan masyarakat Indonesia akan warisan budayanya yang kaya dan perlunya melindunginya. Sejak saat itu, situs tersebut menjadi tempat populer untuk berbagai acara dan pertunjukan budaya, membantu menjaga seni tradisional Jawa tetap hidup.
Lokasi Stonehenge Jogja
Stonehenge Yogyakarta berlokasi di desa kepuharjo, tepatnya beralamat di dusun Petung, Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebenarnya destinasi wisata ini juga dekat dengan destinasi wisata jogja lainnya yang tak kalah seru menyenangkan dan instagramable. Seperti destinasi wisata The Lost World Castle, The Lost World Park, Tebing Gendol Merapi, dan masih banyak lagi.
Untuk sampai di lokasi stonehenge, jika dari jogja kota kamu perlu menari jalan kaliurang Sleman, kemudian menuju jalan kaliadem lalu melewati jalan bebeng dan kemudian memasuki desa petung. Lanjutkan terus ke timur sampai kamu akan menemukan destinasi wisata Stonehenge Yogyakarta yang eksotis ini.
Fasilitas
Fasilitas di Stonehenge Yogyakarta ini sebenarnya sudah dari cukup, dengan fasilitas parkir, toilet dan fasilitas umum lainnya. Sebenarnya dari pihak pengelola tidak banyak melakukan pembangunan, karena memiliki alasan untuk menjaga lingkungan alam yang berada di sekitar area destinasi wisata stonehenge jogja.
Meskipun demikian, memang konsep dari Stonehenge Yogyakarta ini sendiri hanya untuk bersua foto atau berfoto ria. Tidak untuk tempat bersantai atau berpiknik bersama.
Informasi harga
Harga tiket masuk ke Stonehenge Jogja Cangkringan sebenarnya sterbilang murah. Pengunjung cukup membayar Rp. 10.000 per orang. Kemudian Rp 2.000 untuk biaya parkir sepeda motor, dan Rp 5.000 untuk biaya parkir mobil.
Kesimpulan
Stonehenge Jogja adalah situs budaya yang unik dan menarik. Menawarkan pengunjung kesempatan untuk mengalami mistik Stonehenge asli dalam suasana yang lebih mudah diakses. Replika berfungsi sebagai simbol persatuan dan kerja sama yang kuat, serta sebagai pengingat kekayaan warisan budaya Indonesia. Sebagai objek wisata yang populer, Stonehenge Jogja di dusun Cangkringan ini juga berkontribusi terhadap perekonomian lokal. Sehingga dapat membantu mempromosikan seni dan budaya tradisional Jawa.
Kisah di balik pembangunan Stonehenge Yogyakarta di Cangkringan, merupakan bukti kekuatan seni dan kreativitas dalam menginspirasi perubahan dan melestarikan warisan budaya. Dengan membangun replika ini, Djoko Pekik tidak hanya menciptakan destinasi wisata yang populer tetapi juga simbol harapan dan persatuan bagi negaranya.
Setelah bersua foto di destinasi wisata Jogja, pasti enaknya makan yang segar-segar dan nikmat. Ada rekomendasi keren yang bakalan bikin kamu ketagihan nih, yaitu Bowlling Fruit, pionir sop buah nomor satu di jogja.